Globalisasi Penyebab Perubahan Sosial
Setiap
manusia dalam hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan dan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat memang telah terjadi
sejak zaman dahulu. Seiring berjalannya perubahan waktu, sekarang ini
perubahan yang terjadi dalam masyarakat berjalan sangat cepat sehingga
membingungkan manusia yang menghadapinya. Untuk mempelajari perubahan
pada masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab yang melatari terjadinya
perubahan itu. Apabila diteliti lebih mendalam sebab terjadinya suatu
perubahan masyarakat, mungkin karena adanya proses prubahan masyarakat
beserta dengan kebudayaannya dari hal-hal yang bersifat tradisional ke
modern yang sering disebut dengan istilah modernisasi.Serta akibat dari
Globalisasi yaitu penyeragaman budaya bagi seluruh masyarakat dunia.
proses
globaliasi muncul sebagai akibat adanya arus informasi dan komunikasi
yang sering online setiap saat dan dapat di jangkau dengan biaya yang
relative murah. sebagai akibatnya adalah masyarakat dunia menjadi satu
lingkungan yang seolah-olah saling berdekatan dan menjadi satu sistem
pergaulan dan satu sistem budaya yang sama.
Karena
ketidaksiapan manusia-manusia tersebut dalam menghadapi perubahan
sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya menimbulkan adanya problema
sosial.
b.Problema Sosial yang muncul akibat Globalisasi
1) Munculnya
guncangan kebudayaan (cultural shock); guncangan budaya umumnya
dialami oleh golongan tua yang terkejut karena melihat adanya perubahan
budaya yang dilakukan oleh para generasi muda. Cultural Shock dapat
diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda
sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan unsur-unsur budaya seringkali
ditanggapi oleh masyarakat dengan beragam. Bagi masyarakat yang belum
siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi maka akan timbul
goncangan (shock) dalam kehidupan sosial dan budayanya yang
mengakibatkan seorang individu menjadi tertinggal atau frustasi.
Kondisi demikian dapat menyebabkan timbulnya suatu keadaan yang tidak
seimbang dan tidak serasi dalam kehidupan. Contoh: di era globalisasi
ini unsur-unsur budaya asing seperti pola pergaulan hedonis (memuja
kemewahan), pola hidup konsumtif sudah menjadi pola pergaulan dan gaya
hidup para remaja kita. Bagi individu atau remaja yang tidak siap dan
tidak dapat menyesuaikan pada pola pergaulan tersebut, mereka akan
menarik diri dari pergaulan atau bahkan ada yang frustasi sehingga
menimbulkan tindakan bunuh diri atau perilaku penyimpangan yang lain.
2) Munculnya
ketimpangan kebudayaan (cultural lag); kondisi ini terjadi manakala
unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu
unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya
mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan yang terlihat mencolok adalah
ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya perkembangan
teknologi, kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang
berkembang seperti Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini
diperlukan penerapan sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi.
Contoh: Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar
minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke
masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait
dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat
kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya
ketertinggalan budaya (cultural lag) oleh sebagian masyarakat terhadap
perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi.
3) Adanya penurunan kualitas Moral(demoralisme)
4) Meningkatnya sikap Egoisme dan materialistic.
5) Timbulnya budaya Konsumerisme.
I.2 ASPEK-ASPEK PERUBAHAN SOSIAL YANG TERKAIT
DENGAN PUBLIC RELATIONS
Perubahan
sosial yang terjadi di masyarakat sangat erat kaitannya dalam dengan
ilmu komunikasi. Perubahan sosial budaya misalnya dapat terjadi karena
beberapa faktor, di antaranya komunikasi;
cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan
jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan
faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan,
dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain;
perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat
tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam
masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut
jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan
ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.
Sebagai
sesorang PR (Public Relations) kita harus mampu memberikan atau
menyampaikan komunikasi / informasi yang baik kepada masyarakakat
mengenai hal-hal yang terkait dengan masuknya budaya- budaya asing yang
dapat memberikan dampak terhadap perubahan sosial.
PR
juga harus memiliki perencanaan sosial (social planning) yang pada
dewasa ini menjadi ciri umum bagi masyarakat atau negara yang sedang
mengalami perkembangan. Suatu perencanaan sosial haruslah didasarkan
pada pengertian yang mendalam tentang bagaimana suatu kebudayaan dapat
berkembang dari taraf yang lebih rendah ke taraf yang lebih maju atau
modern.
Pada
era modern ini harus diakui bahwa peradaban manusia telah memasuki
tahapan baru, yaitu dengan adanya revolusi komunikasi. Dengan cepat,
teknik dan jasa telekomunikasi yang memanfaatkan spektrum frekuensi
radio dan satelit ini telah berkembang menjadi jaringan yang sangat luas
dan menjadi vital dalam berbagai aspek kehidupan dan keselamatan
bangsa-bangsa di dunia. Pemanfaatan jasa satelit tidak semata-mata untuk
usaha hiburan, namun berkembang secara meluas dan digunakan dalam
teknologi pertelevisian, komunikasi, komputer, analisis cuaca, hingga
penggunaan untuk survei sumber daya alam.
Perubahan Sosial
Perubahan
sosial merupakan suatu gejala yang akan selalu ada dalam masyarakat,
karena masyarakat selalu berubah dalam aspek terkecil sekalipun.
Perubahan sosial maupun perubahan budaya sebenarnya dua konsep yang
berbeda tetapi saling berkaitan satu sama lain, di mana perubahan sosial
mengacu pada perubahan struktur sosial dan hubungan sosial di
masyarakat sedangkan perubahan budaya mengacu pada perubahan segi budaya
di masyarakat. Tetapi perubahan pada hubungan sosial akan menimbulkan
pula perubahan pada aspek nilai dan norma yang merupakan bagian dari
perubahan budaya.
Terdapat
berbagai teori yang dapat menjelaskan fenomena perubahan sosial di
masyarakat. Tetapi semua teori itu sebenarnya saling mengisi satu sama
lain, merupakan perbaikan ataupun juga memberikan sumbangan yang berarti
dalam memahami fenomena perubahan sosial.
Perubahan
sosial dapat terjadi karena sebab internal maupun eksternal. Faktor
internal berkaitan dengan permasalahan yang timbul dalam diri
masyarakat, sedangkan faktor eksternal mengacu pada sumber perubahan
yang berasal dari luar masyarakat.
II.PERMASALAHAN
Modernisasi
dan globalisasi sebagai suatu perkembangan baru memunculkan
pengaruh-pengaruh yang menguntungkan maupun merugikan.Pengaruh merugikan
inilah yang selanjutnya menimbulkan problema sosial di masyarakat.
Dalam makalah ini kami akan fokuskan pada satu problema atau permasalahan yang terjadi di masyarakat, yaitu Budaya Konsumerisme.Disini akan dibahas factor pembentuk konsumerisme serta dampaknya.Juga mengenai
banyaknya pembangunan – pembangunan Mal di Ibukota dan daerah – daerah
lain yang berimbas pada munculnya budaya konsumerisme dalam masyarakat
kita saat ini.
III. TEORITIS
Sebelum
masuk pada pembahasan dari permasalahan sosial, terlebih dahulu kami
akan menjabarkan secara teori mengenai pengertian, faktor-faktor dan
dampak dari perubahan sosial.
III.1 PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan
sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta
semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, di mana semua
tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela akan dipengaruhi oleh
unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan
sistem-sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan
pola-pola kehidupan, budaya dan sistem-sistem sosial yang baru. Hal-hal
penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-aspek berikut, yaitu:
perubahan pola pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan
perubahan budaya materi.
Menurut para ahli, perubahan sosial memiliki definisi sebagai berikut.
o Kingsley Davis mengatakan bahwa Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
o Mac Iver mengatakan
bahwa Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam
hubungan sosial (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan
(equilibrium) hubungan sosial.
o William F. Ogburn
mengemukakan bahwa Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup
unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan
adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap
unsur-unsur immaterial.
o Gillin dan Gillin
mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari
cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi
maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru (inovasi)
dalam masyarakat.
o Selo Soemardjan
mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan segala perubahan-perubahan
pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalamnya, nila-nilai, sikap
dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Tekanan
pada definisi tersebut terletak pada lembaga kemasyarakatan sebagai
himpunan pokok manusia, perubahan-perubahan mana yang kemudian
mempengaruhi segi struktur masyarakat lainnya.
Menurut
Soekanto (1990), penyebab perubahan sosial dalam suatu masyarakat
dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam dan luar. Faktor
penyebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri antara lain
bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk, penemuan baru, pertentangan
dalam masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi. Sedangkan
faktor penyebab dari luar masyarakat adalah lingkungan fisik sekitar,
peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Menurut Soerjono Soekanto
problema atau masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada
dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam
kehidupan kelompok atau masyarakat.
Problem
atau masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok
antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat
menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses perubahan sosial.
Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah,
organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
o Menurut
Alvin Betrand: awal dari proses perubahan sosial adalah komunikasi
yaitu penyampaian ide, gagasan, nilai, kepercayaan, keyakinan dsb, dari
satu pihak ke pihak lainnya sehingga dicapai kata kesepahaman.
o Menurut
David Mc Clelland: dorongan untuk perubahan adalah adanya hasrat
meraih prestasi ( need for achievement) yang melanda masyarakat
III. 2 PROSES PERUBAHAN SOSIAL
Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap berurutan :
1. Invensi, yaitu proses dimana ide-ide baru diciptakan dan
dikembangkan;
2. Difusi, yaitu proses dimana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke
dalam sistem sosial; dan
3. Konsekwensi,
yaitu perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai
akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika
penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat. Karena itu
perubahan sosial adalah akibat komunikasi sosial.
III.3. FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN
Faktor
pendorong merupakan alasan yang mendukung terjadinya perubahan.
Menurut Soerjono Soekanto ada sembilan faktor yang mendorong terjadinya
perubahan sosial, yaitu:
1. Terjadinya kontak atau sentuhan dengan kebudayaan lain.
Bertemunya
budaya yang berbeda menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu
menghimpun berbagai penemuan yang telah dihasilkan, baik dari budaya
asli maupun budaya asing, dan bahkan hasil perpaduannya. Hal ini dapat
mendorong terjadinya perubahan dan tentu akan memperkaya kebudayaan yang
ada.
2. Sistem pendidikan formal yang maju.
Pendidikan
merupakan salah satu faktor yang bisa mengukur tingkat kemajuan sebuah
masyarakat. Pendidikan telah membuka pikiran dan membiasakan berpola
pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan
manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya memenuhi
perkembangan zaman, dan perlu sebuah perubahan atau tidak.
3. Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju.
Sebuah
hasil karya bisa memotivasi seseorang untuk mengikuti jejak karya.
Orang yang berpikiran dan berkeinginan maju senantiasa termotivasi untuk
mengembangkan diri
4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
Penyimpangan
sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana,
dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya. Untuk
itu, toleransi dapat diberikan agar semakin tercipta hal-hal baru yang
kreatif.
5. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.
Open
stratification atau sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial
vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat.
Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin
hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para
individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
6. Penduduk yang heterogen.
Masyarakat
heterogen dengan latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda
akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan
sosial. Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya
perubahan-perubahan baru dalam masyarakat untuk mencapai keselarasan
sosial.
7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu
Rasa
tidak puas bisa menjadi sebab terjadinya perubahan. Ketidakpuasan
menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan berbagai gerakan
revolusi untuk mengubahnya.
8. Orientasi ke masa depan
Kondisi
yang senantiasa berubah merangsang orang mengikuti dan menyesusikan
dengan perubahan. Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan
membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya
penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan
zaman.
9. Nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk perbaikan
hidup.
Usaha
merupakan keharusan bagi manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya
yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.
Usaha-usaha ini merupakan faktor terjadinya perubahan.
III.4. PERSPEKTIF PERUBAHAN SOSIAL
Pengelompokkan
teori perubahan sosial telah dilakukan oleh Strasser dan Randall.
Perubahan sosial dapat dilihat dari empat teori, yaitu teori kemunculan
diktator dan demokrasi, teori perilaku kolektif, teori inkonsistensi
status dan analisis organisasi sebagai subsistem sosial. DAMPAK / AKIBAT DARI GLOBALISASI
a . Akibat Positif Globalisasi
1) Semakin
dipercayanya kebudayaan Indonesia; dengan adanya internet, kalian bisa
mengetahui kebudayaan-kebudayaan bangsa lain, sehingga dapat
dibandingkan ragam kebudayaan antarnegara, bahkan dapat terjadi adanya
akulturasi budaya yang akan semakin memperkaya kebudayaan bangsa. Dengan
memperbandingkan itu pula kalian dapat mengetahui kekurangan dan
kelebihan budaya Indonesia bila dibandingkan dengan kebudayaan
bangsa-bangsa lain.
2) Ragam
kebudayaan dan kekayaan alam negara Indonesia lebih dikenal dunia;
dulu mungkin masyarakat Eropa hanya mengenal Bali sebagai objek wisata
di Indonesia. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi,
masyarakat Eropa mulai mengenal keindahan alam Danau Toba di Sumatra
Utara, panorama Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara, keaslian alam
Perairan Raja Ampat di Papua, kelembutan tari Bedoyo Ketawang dari Solo
(Jawa Tengah), keanggunan tari Persembahan dari Sumatra Barat, atau
kemeriahan tari Perang dari suku Nias di Sumatra Utara.
IV. PEMBAHASAN
A,Budaya Konsumerisme
Keadaan
masyarakat yang sekarang ini semakin berubah seiring perkembangan
zaman dimana pengaruh dari budaya konsumerisme yang terjadi di
masyarakat dengan adanya perubahan pola pikir dimana masyarakat
sekarang terpengaruh adanya budaya yang berkembang sehingga sebuah
substansi yang ada terkalahkan oleh budaya yang ada sebuah substansi
yang seharusnya merupakan tujuan awal dan utama terkalahkan dengan
adanya dominasi budaya yang berkembang di masyarakat. Budaya merupakan
hasil dari proses sosial yang dilakukan manusia tetapi pada kenyataan
sekarang ini budaya yang ada menjadi pembentuk diri manusia. Batasan tipis antara kebutuhan dan keinginan yang menjadikan pemikiran masyarakat sekarang ini lebih kearah keinginan
dan budaya atau mode yang sedang berkembang, proses konsumsi dari
masyarakat sekarang ini tidak tergantung pada substansi kebutuhan tetapi
adanya pelekatan mode serta buadaya yang sedang berkembang dalam
masyarakat.
Adanya kelas dalam masyarakat
juga dapat dijadikan perkembangan dalam adanya budaya konsumerisme,
adanya kelas sosial memberikan dampak budaya yang seharusnya ada dalam
masing-masing kelas sehingga pelekatan fashion serta mode yang ada
haruslah sesuai dengan budaya yang berkembang pada masing-masing kelas,
sehingga masyarakat kelas atas ketika mereka membeli barang haruslah
ber-merk dan mempunyai kelas sesuai kelasnya. Serta masyarakat yang
berada pada kelas yang lain yang ingin dimasukkan dalam kelasnya
haruslah mengikuti budaya pada kelas yang diinginkan.
Peran media yang merupakan sarana pengkodean
merupakan hal yang menjadikan budaya konsumerisme dapat berkembang,
karena adanya iklan yang berkembang pada masyarakat yang menjadikan
orang tidak berfikir secara rasional kebutuhan tetapi berdasarkan
penerimaan pengkodean yang telah ter-frame dalam pikiran yang
diungkapkan sebagai budaya yang ada dalam masyarakat.
Dampak Konsumerisme
1.Hidup Boros dan Enggan untuk Berbagi
Suatu
hari, saya pernah mendengar cerita dari seorang petugas geladak kapal
pesiar mewah yang beroperasi di Hawaii. Ia berujar begini, “tahu tidak!
Orang-orang barat itu serakah dan suka membuang-buang makanan..! di
kapal Pesiar, mereka masing-masing memesan makanan sampai satu meja
penuh. Lalu, makanan tersebut tidak dimakan semuanya, tapi Cuma dicuil-cuil
satu persatu.. sisanya.. dibuang kelaut!!”. Menanggapi ceritanya itu,
saya langsung menanggapi, “ooh.. pantas orang-orang di Afrika
kekurangan makanan.. rupanya makanan yang mereka cari-cari itu
terpung-apung di lautan pasifik!”. Kapitalisme dan konsumerisme tidak
pernah peduli pada siapa yang dapat bagian dan siapa yang tidak.
Di televisi dan di acara-acara otomotif, kita sering melihat anak-anak muda menghabiskan uang jajan dari orang tuanya untuk melengkapi perlengkapan Multimedia untuk mobil mewahnya – dan tidak lupa Airbrush
jika mereka mulai bosan dengan warna mobilnya! Semua itu bisa
menghabiskan berjuta-juta. Padahal, disisi lain, ada banyak orang yang
untuk makan saja sudah sulit. Konsumerisme membuat korbannya menjadi
hidup sedemikian boros dan enggan untuk berbagi.
2.Uniformitas dan Alienasi
Dampak yang paling menyeramkan – bagi saya – adalah Uniformitas dan alienasi. Unformitas diambil dari kata uniform
yang berarti seragam, sedang uniformitas itu sendiri adalah membuat
suatu kelompok entah itu masyarakat lokal atau komunitas internasional
menjadi sama atau seragam. Nah, akibat ada penyeragman atau uniformitas
inilah kemudian, mereka yang tidak sama atau menolak untuk menjadi sama
menjadi teralienasi dan dianggap asing dari suatu kelompok.
Konsumerisme secara tidak langsung membuat pola yang kemudian akan
mendorong kita pada uniformitas. Bahkan fenomena unformitas ini sudah
terjadi.
Handphone
atau Hp misalnya, dulu ketika Hp belum ada atau belum umum, tanpa
benda itu rasanya hidup kita baik-baik saja. Tapi sekarang, di kota
seperti Jogjakarta ini, tidak mungkin rasanya untuk tidak memiliki Hp.
Uniformitas tidak terjadi begitu saja, ada prosesnya. Misal dalam satu
kota hidup 1000 anggota masyarakat. Pada awalnya hanya 250 orang saja
yang memiliki Hp di kota tersebut, Hp belum umum dan mereka yang tidak
memiliki Hp masih baik-baik saja dan tidak merasa aneh. Namun pemasaran
Hp semakin agresif. Pemilik Hp berkembang menjadi 850 orang, jadilah
150 orang yang tidak memilik Hp merasa aneh dan ketinggalan zaman, rikiplik!
Terjadi alienasi. Akhirnya mereka yang 150 itu, terpaksa memasukkan Hp
sebagai daftar kebutuhan baru..! tadaaa!! Terjadilah unformitas!
V KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN :
1.Gejala perubahan sosial
dalam hal ini adalah Globalisasi budaya masyarakat Indonesia cenderung
kearah negative.Ini dapat dilihat dari timbulnya berbagai macam
problema social yang akhir-akhir ini sudah terjadi di lingkungan kita
,termasuk salah satunya adalah konsumerisme.
2.Bangsa
Indonesia harus beranjak dari posisi sebagai konsumen menjadi
produsen.Diperlukan strategi untuk mengkaji kembali secara dinamis
nilai-nilai budaya bangsa yang dapat digunakan sebagai alat untuk
menghadapi tantangan masa depan. Patut pula untuk disadari bahwa
terdapat kendala-kendala yang membutuhkan kecermatan yang mendalam dalam
proses pewarisan nilai itu.
3.Perkembangan budaya konsumerisme menguntungkan para pemilik modal dan memanfaatkan masyarakat yang menjadi objek. Peran
kita sebagai generasi muda seharusnya mempunyai pikiran kritis untuk
menyadari adanya hal ini dan menentang budaya tersebut karena hanya
merugikan bagi kita, serta jangan sampai kita menjadi orang (agen)
yang mendukung dan mengembangkan hal tersebut. Budaya konsumerisme telah
menjadikan mahasiswa lupa dengan posisi mereka sebagai intelektual dan
menjadikan mereka agen yang terjebak dalam posisi tersebut.”Budaya
merupakan bentukan manusia dan dapat dirubah oleh manusia, kesadaran
kritis dan proses transformasi sosial dapat dilakukan untuk merubah
keadaan menjadi lebih baik”
SARAN
Masyarakat
harus bersikap positif dalam menunjukkan bentuk penerimaan terhadap
arus modernisasi dan globalisasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Penerimaan
secara terbuka (open minded); sikap ini merupakan langkah pertama
dalam upaya menerima p engaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap
terbuka akan membuat kita lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama
yang bersikap kolot, dan akan lebih mudah menerima perubahan dan
kemajuan zaman.
2) Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif, sikap
ini merupakan kelanjutan dari sikap terbuka. Setelah kita dapat
membuka diri dari hal-hal baru, langkah selanjutnya adalah kita harus
memiliki kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau
sedang terjadi. Kaitannya dengan pengaruh modernisasi dan globalisasi.
Sikap antisipatif dapat menunjukkan pengaruh yang timbul akibat adanya
arus globalisasi dan modernisasi. Setelah kita mampu menilai pengaruh
yang terjadi, maka kita harus mampu memilih (selektif) pengaruh mana
yang baik bagi kita dan pengaruh mana yang tidak baik bagi kita
3) Adaptif,
sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatif dan selektif.
Sikap adaptif merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil
perkembangan modernisasi dan globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri
yang dilakukan bersifat selektif, artinya memiliki pengaruh positif bagi
si pelaku.
4) Tidak
meninggalkan unsur-unsur budaya asli, seringkali kemajuan zaman
mengubah perilaku manusia, mengaburkan kebudayaan yang sudah ada, bahkan
menghilangkannya sama sekali. Kondisi ini menyebabkan
seseorang/masyarakat kehilangan jati diri mereka, kondisi ini harus
dapat dihindari. Semaju apa pun dampak modernisasi yang kita lalui, kita
tidak boleh meninggalkan unsur-unsur budaya asli sebagai identitas
diri. Jepang merupakan salah satu negara yang modern dan maju, namun
tetap mempertahankan identitas diri mereka sebagai masyarakat
mas tolong sertakan sumber referensi nya
BalasHapus
Hapussaya IBU KARMILA posisi sekarang di malaysia
bekerja sebagai ibu rumah tangga gaji tidak seberapa
setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
sempat saya putus asah dan secara kebetulan
saya buka FB ada seseorng berkomentar
tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
karna di malaysia ada pemasangan
jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
saya minta angka sama AKI NAWE
angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
terima kasih banyak AKI
kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259 tak ada salahnya anda coba
karna prediksi AKI tidak perna meleset
saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan
semanagat ibu karmila
Hapussemangat ibu karmila
BalasHapus